Hardcopy & Softcopy
Indikator Pembangunan Desa di Indonesia: Ditinjau dari Ketidaksesuaian Indikator Pengukuran Pembangunan Desa
Tujuan dari kajian ini adalah untuk menguraikan capaian Indikator Pembangunan Desa tahun 2014 dan 2018 setelah pemerintah menggelontorkan Dana Desa sebesar Rp250 triliun, sejak tahun 2015. Ada dua indikator yang berhubungan dengan pembangunan desa di Indonesia, yaitu Indeks Kesulitan Geografis (IKG) dan Indeks Pembangunan Desa (IPD). IKG digunakan sebagai dasar alokasi formula Dana Desa, sedangkan IPD digunakan untuk mengukur capaian pembangunan layanan dasar guna memenuhi Standar Pelayanan Minimum (SPM) di tingkat desa. Kedua alat ukur pembangunan desa ini sama-sama memiliki kekurangan serupa, yaitu keduanya memiliki beberapa indikator yang tidak dapat ditindaklanjuti oleh paralegal dan kebijakan yang ada di desa. Metodologi yang digunakan pada kajian ini menggunakan Uji Perubahan Indikator Komparatif Berpasangan, yaitu dengan uji statistik McNemar-Bowker Test dan Wilcoxon Signed Rank Test data berpasangan berskala ordinal atau interval tetapi terdistribusi tidak normal. Penelitian pola perubahan kategori capaian indikator Pembangunan Desa 2014 dan 2018, yakni Ketersediaan dan Akses Ke TK/RA/BA, Ketersediaan Pertokoan, Minimarket atau Toko Kelontong, Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB), Otonomi Desa dan Aset/kekayaan Desa menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara 2014 dan 2018. Hal tersebut mengindikasikan adanya pembuatan indikator yang tidak diukur dan pengukuran indikator yang tidak dibangun melalui anggaran Dana Desa.
Tidak tersedia versi lain