Softcopy (PDF)
Kemiskinan dan Perekonomian September 2013
Dengan Idul Fitri jatuh di awal bulan, dampak kenaikan BBM pada Juli dan depresiasi Rupiah, tidak mengherankan tingkat inflasi tetap tinggi pada Agustus sebesar 1,1%, meskipun jauh lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi Juli 3,2%. Kontributor utama inflasi Agustus menggambarkan perkiraan tekanan harga: harga bahan makanan lebih tinggi (dampak Ramadan dan Idul Fitri), kenaikan harga emas (dampak imported inflation), dan kenaikan harga transportasi (dampak harga BBM naik). Kenaikan musiman biaya sekolah juga berkontribusi pada inflasi Agustus. Diperkirakan tekanan penurunan harga bahan makanan bulan September, mewakili sisi lain peningkatan musiman harga makanan selama Ramadan. Pada saat yang sama, penyesuaian terhadap kenaikan harga BBM seharusnya telah selesai, menghilangkan sedikit tekanan terhadap inflasi. Namun pelemahan Rupiah berkelanjutan dapat memberikan tekanan kenaikan harga. Inflasi year-on-year untuk Agustus 2013 sebesar 8,8% sementara year-to-date sebesar 7,9%. Mengingat lemahnya Rupiah dan dampak berkelanjutan peningkatan harga BBM, prediksi Bank Indonesia inflasi akan berada 9,0 hingga 9,8 persen di level year-on-year cukup masuk akal.
Tidak tersedia versi lain